Mari Kita Jaga Lingkungan Kita



MARI KITA JAGA LINGKUNGAN KITA
DENGAN KEPEDULIAN TERHADAP SAMPAH[1]
Oleh:
H. Aip Aly Arfan, MA[2]
Jamaah Sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaannya meliputi segala sesuatu. Tidak ada satu hal pun di dunia ini yang tidak ada aturannya di dalam Islam. Dari manusia bangun dari tidur hingga kembali ke tempat tidur, semua ada aturannya. Dari masalah makan hingga masalah perbankan. Dari masalah keluarga hingga masalah negara. Dari masalah memilih pasangan hidup sampai memilih kepala daerah dan presiden. Jadi, tidak benar jika dikatakan bahwa memilih kepala daerah tidak ada hubungannya dengan agama. Apalagi ada sebagian umat Islam yang mengatakan bahwa mengikuti pemilihan umum itu bid’ah. Tidak benar itu. Tapi, kali ini khatib tidak ingin membahas masalah pilkada dalam Islam karena pilkada serentak sudah selesai. Dan Alhamdulillah, di pilkada Jakarta kita sudah mendapatkan gubernur baru yang sesuai dengan aspirasi mayoritas umat Islam. Kita doakan semoga Pak Anies dan Pak Sandi dapat menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 dengan sebaik-baiknya. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin.
Di hari yang mulia ini, khatib ingin membahas yang juga penting yaitu masalah sampah. Sebagaimana telah khatib sampaikan sebelumnya, bahwa Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur segala sesuatu di dunia ini, termasuk masalah sampah. Pertanyaannya, bagaimana perhatian Islam terhadap sampah? Seberapa pentingkah masalah sampah bagi umat Islam? Dan sudahkah kita peduli terhadap sampah ini?
Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Sekilas masalah sampah adalah masalah kecil, tapi sebenarnya masalah sampah adalah masalah besar lingkungan yang hingga tahun 2017 ini merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang tidak kunjung usai. Dan dari hari ke hari, sampah-sampah ini semakin menggunung. Apalagi dengan perkembangan iptek yang memunculkan sampah-sampah yang penguraiannya membutuhkan waktu hingga puluhan tahun seperti sampah-sampah plastik, bahkan ada juga sampah yang tidak bisa diurai seperti sterofom. Dan jika dibiarkan, sampah-sampah ini akan menimbulkan banyak masalah lingkungan, seperti pemandangan yang tidak indah, bau busuk, banjir, hingga penyakit.
Sebagai umat Islam, tentunya kita tidak boleh membiarkan masalah-masalah linkungan ini muncul. Karena dalam Islam, menjaga lingkungan dan melestarikannya merupakan salah satu aktivitas yang bernilai ibadah. Sebagaimana merusak lingkungan merupakan amalan yang dilarang oleh Islam. Salat lima waktu adalah ibadah. Begitu juga puasa Ramadan yang sebentar lagi kita laksanakan adalah juga ibadah. Tapi ibadah-ibadah ini merupakan ibadah-ibadah yang sifatnya individual. Dalam Islam, ibadah-ibadah individual ini penting. Tapi ibadah-ibadah sosial juga penting, di antaranya adalah menjaga dan melestarikan lingkungan.
Al-Quran dan Hadis banyak mengisyaratkan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. KH. Ali Yafie dalam bukunya Fiqhul Biah mengatakan bahwa dalam Al-Quran ada 95 ayat yang berbicara tentang lingkungan dan larangan membuat kerusakan di bumi. Dalam surat Al-A’raf ayat 56 Allah SWT berfirman:
Kemudian dalam surat Al-Hijr ayat 19-20. Allah SWT berfirman:
Dan surat al-Qashas ayat 77 Allah SWT berfirman:
Dalam Hadis, Nabi juga banyak mengisyaratkan tentang pentingnya kebersihan lingkungan. bahkan dalam riwayat Thabrani dari Abu Hurairah, kebersihan dianggap sebagai penentu masuk surganya seseorang.
Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak kepada jamaah sekalian untuk sama-sama peduli terhadap lingkungan yang salah satunya adalah peduli terhadap sampah. Mungkin di antara kita ada yang sudah merasa peduli terhadap sampah ini karena rumahnya sudah bersih dari sampah. Mungkin juga di antara kita sudah merasa peduli terhadap sampah karena setiap Ahad melakukan kerja bakti membersihkan saluran air dari sampah. Mungkin juga di antara kita sudah merasa peduli terhadap sampah karena sudah membuang sampah pada tempatnya. Kepada mereka-mereka, maka khatib katakan bahwa itu saja tidak cukup.
Kepedulian terhadap sampah tidak cukup dengan membuang sampah pada tempatnya. Juga tidak cukup dengan bekerja bakti membersihkan saluran air dari sampah. Karena apa? Karena tempat pembuangan sampah sudah tidak mampu lagi menampung sampah-sampah kita. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu Bantar Gebang Bekasi sejak tahun 2015 yang lalu sudah overload. Dalam satu hari saja sampah-sampah yang diangkut ke Bantar Gebang sudah mencapai 1500 ton. Bayangkan kalo seminggu, sebulan dan setahun. Dan masalah sampah yang kian hari kian menumpuk ini bukan hanya tugas dan kewajiban Pemerintah Bekasi saja, tapi juga menjadi kewajiban kita sebagai warga Bekasi dan tentunya kita sebagai umat Islam. Semakin peduli kita akan lingkungan maka akan semakin kuat iman kita. Dan kalau kita peduli terhadap lingkungan kita, berarti kita benar-benar telah menjadikan nabi kita Muhammad SAW sebagai contoh dan tauladan kita. Lihat bagaimana nabi Muhammad SAW yang sangat peduli terhadap lingkungan ini. Dalam salah satu hadis, Nabi SAW bersabda:

Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Oleh karena itu, yuk kita jaga lingkungan kita, peduli dengan sampah-sampah kita. Bagaimana caranya? Banyak cara yang bisa kita lakukan, di antaranya:
1.      Meminimalisir penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus. Ini akan mengurangi jumlah sampah plastik.
2.      Lebih memilih menggunakan sapu tangan untuk melap wajah. Ini akan mengurangi penggunaan tisu.
3.      Memanfaatkan sampah-sampah untuk digunakan kembali. Yang ini bahkan bisa menambah penghasilan.
4.      Tidak membakar sampah-sampah non-organik. Karena ini bisa menimbulkan masalah baru, yaitu penyakit,
5.      Menukar atau menjual sampah-sampah yang bernilai ekonomis. Yang terakhir ini bisa dilakukan dengan menjadi anggota organisasi Bank Sampah atau organisasi peduli lingkungan. Di Puri Nusaphala ini ada organisasi yang baru dibentuk yaitu Komunitas Peduli Lingkungan 17 (Kopel 17).
Hadirin Sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Demikianlah khutbah Jumat kali ini. Semoga bermanfaat. Dan kita berdoa semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk hamba-hambanya yang taat beribadah kepada-Nya baik ibadah individual maupun ibadah sosial. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin.


[1] Khutbah Jumat di Masjid Al-Ikhlas Perumahan Puri Nusaphala, Jatisari  Bekasi Jawa-Barat.
[2] Khatib adalah Dosen Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Indonesia (STAIINDO) Jakarta.