Latar Belakang Lahirnya Pemikiran Moderen Dalam Islam

Oleh: H. Aip Aly Arfan, MA.


Lahirnya Pemikiran Moderen Dalam Islam

Sekurang-kurangnya sejak abad ke-19 M., pemikiran moderen dalam Islam muncul di kalangan para pemikir Islam yang menaruh perhatian pada kebangkitan Islam setelah mengalami masa kemunduran dalam segala bidang sejak jatuhnya kekhilafahan bani Abbasiyah di Baghdad pada 1258 M. akibat serangan Hulagu yang meluluhlantakan bangunan peradaban Islam yang pada waktu itu merupakan mercusuar peradaban dunia.
Lahirnya pemikiran moderen dalam Islam ini dilatarbelakangi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi  Imperialisme Barat dan kontak dunia Islam dengan dunia Barat. Sedangkan faktor internal meliputi kemunduran pemikiran Islam dan bercampurnya unsur non Islam kedalam Islam.

1. Faktor Eksternal

a.       Imperialisme Barat
Imperialisme dan kolonialisme Barat terjadi akibat disintegrasi atau perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam yang terjadi jauh sebelum kehancuran peradaban Islam pada pertengahan abad ke-13 M., yaitu ketika munculnya dinasti-dinasti kecil yang melepaskan diri dari pemerintahan pusat pada masa kekhilafahan bani Abbasiyah.
Setelah runtuhnya bangunan peradaban Islam, perpecahan yang terjadi di tubuh umat Islam bertambah parah dengan maraknya pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan pusat Islam yang mengakibatkan pudarnya kekuatan politik Islam dan lepasnya daerah-daerah yang sebelumnya menjadi bagian dari kekuasaan Islam.
Karena lemahnya politik Islam disertai dengan motivasi pencarian daerah baru sebagai pasar bagi perdagangan di dunia Timur yang sebagian besar penduduknya adalah umat Islam, Barat, sejak abad ke-16 M. menduduki daerah-daerah yang disinggahinya untuk dijadikan daerah penjajahan. Spanyol akhirnya menjajah Filipina, Belanda menjajah Indonesia selama ratusan tahun hingga memasuki abad 20 M. Inggris menjajah India, Malaysia dan sebagian negara-negara di Afrika dan Perancis menjajah banyak negeri di Afrika.
Karena imperialisme inilah, lahir para pemikir Islam yang berusaha membangunkan umat Islam dan mengajak mereka untuk bangkit menentang penjajahan, seperti Jamaluddin Al Afghani dengan ide Pan Islamismenya di India dan Khairuddin Pasya at-Tunisi dengan konsep negaranya di Tunisia.
b.      Kontak dengan modernisme di  Barat
Sejak abad 16 M. Barat mengalami suatu babak sejarahnya yang baru, yaitu masa moderen dengan lahirnya para pemikir moderen yang menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan berhasil menumbangkan kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya inilah dicapai peradaban Barat yang hingga kini masih mendominasi dunia.
Sementara itu, dunia Islam yang pada waktu itu sedang berada dalam kemundurannya, karena interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari pentingnya kemajuan dan mengilhami mereka untuk memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam sebagaimana yang telah mereka capai di masa sebelumnya sehingga lahirlah para pemikir Islam seperti At Thahthawi dan Muhammad Abduh di Mesir, Muhammad Ali Pasya di Turki, Khairuddin At Tunisi di Tunisia dan Sayyid Ahmad Khan di India.

2. Faktor Internal

a. Kemunduran Pemikiran Islam
Kemunduran pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya pintu ijtihad karena pertikaian yang terjadi antara sesama umat Islam dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan madzhab fikih pada imam yang empat saja, yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi’i, madzhab Hanafi dan madzhab Hambali. Sementara itu, bidang teologi didominasi oleh pemikiran Asy’ariah dan bidang tasawwuf didominasi oleh pemikiran imam Al-Ghazali.
Penutupan pintu ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang sangat besar di mana umat Islam tak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan maksimal sehingga yang dihasilkan oleh umat Islam hanya sekadar pengulangan-pengulangan tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi-inovasi yang diperlukan sesuai dengan kemajuan jaman.
Berkenaan dengan kemunduran pemikiran Islam ini, para pemikir Islam di jaman moderen dengan ide-ide pembaharuannya, menyuarakan pentingnya dibuka kembali pintu ijtihad.
b. Bercampurnya ajaran Islam dengan unsur-unsur di luarnya.
Selain kemunduran pemikiran Islam, yang menjadi latar belakang lahirnya pemikiran moderen dalam Islam adalah bercampurnya agama Islam dengan unsur-unsur di luarnya.
Pada masa sebelum abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak mengenal agamanya dengan baik sehingga banyak unsur di luar Islam dianggap sebagai agama. Maka tercampurlah agama Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid’ah, khurafat dan takhayul.
Muhammad Abduh yang dilanjutkan dengan muridnya Muhammad Rasyid Ridha dan KH. Ahmad Dahlan di Indonesia adalah para pemikir pembaharuan Islam yang penuh perhatian terhadap pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat di kalangan umat Islam.
Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa faktor eksternal adalah yang paling utama, sedangkan faktor internal, telah ada sebelum masa moderen Islam yang telah lebih dahulu melatarbelakangi lahirnya pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam, karena pemikiran moderen dalam Islam tidak lain adalah kelanjutan pemikiran pembaharuan yang telah ada sebelumnya atau pemikiran pembaharuan pada masa klasik.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar