Lahirnya Pemikiran Moderen Dalam Islam
Sekurang-kurangnya
sejak abad ke-19 M., pemikiran moderen dalam Islam muncul di kalangan para
pemikir Islam yang menaruh perhatian pada kebangkitan Islam setelah mengalami
masa kemunduran dalam segala bidang sejak jatuhnya kekhilafahan bani Abbasiyah
di Baghdad pada 1258 M. akibat serangan Hulagu yang meluluhlantakan bangunan
peradaban Islam yang pada waktu itu merupakan mercusuar peradaban dunia.
Lahirnya pemikiran
moderen dalam Islam ini dilatarbelakangi oleh 2 (dua) faktor, yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi Imperialisme Barat dan kontak dunia Islam
dengan dunia Barat. Sedangkan faktor internal meliputi kemunduran
pemikiran Islam dan bercampurnya unsur non Islam kedalam Islam.
1. Faktor Eksternal
a.
Imperialisme Barat
Imperialisme dan
kolonialisme Barat terjadi akibat disintegrasi atau perpecahan yang terjadi di
kalangan umat Islam yang terjadi jauh sebelum kehancuran peradaban Islam pada pertengahan
abad ke-13 M., yaitu ketika munculnya dinasti-dinasti kecil yang melepaskan
diri dari pemerintahan pusat pada masa kekhilafahan bani Abbasiyah.
Setelah runtuhnya bangunan peradaban Islam, perpecahan yang
terjadi di tubuh umat Islam bertambah parah dengan maraknya
pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintahan pusat Islam yang
mengakibatkan pudarnya kekuatan politik Islam dan lepasnya daerah-daerah yang sebelumnya
menjadi bagian dari kekuasaan Islam.
Karena lemahnya politik Islam disertai dengan motivasi
pencarian daerah baru sebagai pasar bagi perdagangan di dunia Timur yang
sebagian besar penduduknya adalah umat Islam, Barat, sejak abad ke-16 M.
menduduki daerah-daerah yang disinggahinya untuk dijadikan daerah penjajahan.
Spanyol akhirnya menjajah Filipina, Belanda menjajah Indonesia selama ratusan tahun hingga
memasuki abad 20 M. Inggris menjajah India, Malaysia dan sebagian negara-negara
di Afrika dan Perancis menjajah banyak negeri di Afrika.
Karena imperialisme inilah, lahir para pemikir Islam yang
berusaha membangunkan umat Islam dan mengajak mereka untuk bangkit menentang
penjajahan, seperti Jamaluddin Al Afghani dengan ide Pan Islamismenya di India
dan Khairuddin Pasya at-Tunisi dengan konsep negaranya di Tunisia.
b. Kontak dengan
modernisme di Barat
Sejak abad 16 M.
Barat mengalami suatu babak sejarahnya yang baru, yaitu masa moderen dengan
lahirnya para pemikir moderen yang menyuarakan kemajuan ilmu pengetahuan dan
berhasil menumbangkan kekuasaan gereja (agama). Karena keberhasilannya inilah
dicapai peradaban Barat yang hingga kini masih mendominasi dunia.
Sementara itu,
dunia Islam yang pada waktu itu sedang berada dalam kemundurannya, karena
interaksinya dengan modernisme di Barat mulai menyadari pentingnya kemajuan dan
mengilhami mereka untuk memikirkan bagaimana kembali memajukan Islam
sebagaimana yang telah mereka capai di masa sebelumnya sehingga lahirlah para
pemikir Islam seperti At Thahthawi dan Muhammad Abduh di Mesir, Muhammad Ali
Pasya di Turki, Khairuddin At Tunisi di Tunisia dan Sayyid Ahmad Khan di India.
2. Faktor Internal
a. Kemunduran
Pemikiran Islam
Kemunduran
pemikiran Islam terjadi setelah ditutupnya pintu ijtihad karena pertikaian yang
terjadi antara sesama umat Islam dalam masalah khilafiyah dengan pembatasan
madzhab fikih pada imam yang empat saja, yaitu madzhab Maliki, madzhab Syafi’i,
madzhab Hanafi dan madzhab Hambali. Sementara itu, bidang teologi didominasi
oleh pemikiran Asy’ariah dan bidang tasawwuf didominasi oleh pemikiran imam
Al-Ghazali.
Penutupan pintu
ijtihad ini telah menimbulkan efek negatif yang sangat besar di mana umat Islam
tak lagi memiliki etos keilmuan yang tinggi dan akal tidak diberdayakan dengan
maksimal sehingga yang dihasilkan oleh umat Islam hanya sekadar
pengulangan-pengulangan tulisan yang telah ada sebelumnya tanpa inovasi-inovasi
yang diperlukan sesuai dengan kemajuan jaman.
Berkenaan dengan
kemunduran pemikiran Islam ini, para pemikir Islam di jaman moderen dengan
ide-ide pembaharuannya, menyuarakan pentingnya dibuka kembali pintu ijtihad.
b. Bercampurnya
ajaran Islam dengan unsur-unsur di luarnya.
Selain kemunduran
pemikiran Islam, yang menjadi latar belakang lahirnya pemikiran moderen dalam
Islam adalah bercampurnya agama Islam dengan unsur-unsur di luarnya.
Pada masa sebelum
abad ke-19 M., umat Islam banyak yang tidak mengenal agamanya dengan baik
sehingga banyak unsur di luar Islam dianggap sebagai agama. Maka
tercampurlah agama Islam dengan unsur-unsur asing yang terwujud dalam bid’ah,
khurafat dan takhayul.
Muhammad Abduh yang dilanjutkan dengan muridnya Muhammad
Rasyid Ridha dan KH. Ahmad Dahlan di Indonesia adalah para pemikir pembaharuan
Islam yang penuh perhatian terhadap pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat
di kalangan umat Islam.
Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah bahwa faktor
eksternal adalah yang paling utama, sedangkan faktor internal, telah ada
sebelum masa moderen Islam yang telah lebih dahulu melatarbelakangi lahirnya
pemikiran-pemikiran pembaharuan dalam Islam, karena pemikiran moderen dalam
Islam tidak lain adalah kelanjutan pemikiran pembaharuan yang telah ada
sebelumnya atau pemikiran pembaharuan pada masa klasik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar