Islam dan Modernisme

Islam dan Modernisme

Pembicaraan mengenai hubungan antara Islam dan modernisme telah menjadi perdebatan dan diskusi berkepanjangan di antara pemikir Islam terutama dalam kurun waktu satu abad terakhir. Hal ini, tentunya bukan hanya karena masalah ini menarik untuk diperbincangkan, tapi juga dilatarbelakangi oleh adanya suatu kebutuhan mendesak dalam rangka upaya membangkitkan kembali peradaban Islam yang pernah berjaya selama berabad-abad lamanya.
Menarik, karena ini adalah masalah baru yang penting untuk dicarikan jawabannya dan mendesak karena ini menyangkut tidak hanya pembaharuan pemikiran Islam, tapi juga eksistensi umat Islam sebagai bagian dari komunitas dunia internasional yang harus ikut berperan dalam menertibkan alam semesta sehingga seluruh manusia mencapai kemakmurannya.
Pembicaraan mengenai hubungan antara Islam dan modernisme ini mengambil banyak tema, di antaranya adalah masalah definisi modernisme, apakah yang dimaksud dengan modernisme ? Kemudian masalah elemen modernisme, apa sajakah unsur-unsur yang terdapat di dalam modernisme ? Selanjutnya adalah masalah kaitan Islam dengan modernisme, apakah Islam itu bertentangan dengan modernisme ? Lalu, apakah negara-negara muslim harus melakukan modernisasi ? 
Diskusi dan perbincangan tentang masalah-masalah di atas, oleh para pemikir Islam di periode moderennya dianggap  sebagai hal yang sangat penting, dan oleh karenanya mengambil porsi yang signifikan jika dibandingkan dengan pembahasan mereka tentang masalah keimanan, fikih maupun masalah-masalah keagamaan lainnya.
Hingga kini, masalah Islam dan modernisme masih menjadi pembahasan para pemikir Islam, dari kalangan akademisi, ilmuwan, politisi hingga pejabat negara.
Dalam pidatonya yang disampaikan pada Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan Bidang Pemikiran Islam dari UIN Jakarta bulan September 2006, Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Badawi, antara lain mengatakan bahwa modernisasi dalam arti material adalah sebuah proses yang membawa pengembangan ekonomi dan penciptaan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Modernisasi tidak hanya mencakup aspek material semata, namun juga meliputi aspek intelektual. Oleh karena itu, perpaduan antara modernisasi dan Islam adalah keniscayaan.
Selanjutnya, ia juga mengatakan, bahwa modernisasi dan globalisasi merupakan proses yang tidak dapat dicegah. Oleh karena itu, kontribusi Islam terhadap modernisasi dan globalisasi harus dilakukan bersama-sama dengan Barat. Demikian pula dengan negara-negara Islam, mereka juga mempunyai kewajiban untuk menunjukkan kompetensi dan kesiapan mereka untuk berpartisipasi dalam proses modernisasi dan globalisasi. Negara-negara Muslim dan masyarakaht Muslim perlu mereformasi dan memperbarui pemikiran dan proses pemerintahan mereka. Muslim harus bisa menunjukkan bahwa Islam tidak menghambat kemajuan dan modernitas, termasuk demokrasi.
Pertanyaan yang muncul  kemudian adalah siapa sajakah pemikir-pemikir pembaharuan Islam yang lahir pada peiode moderen dalam sejarah Islam? Bagaimana corak pemikiran mereka? Dan aspek apa sajakah yang menjadi pembahasaannya?
Sebelum membahas lebih lanjut pemikiran moderen dalam Islam periode moderen, akan diuraikan terlebih dahulu gambaran pemikiran pembaharuan yang terjadi dalam sejarah Islam pada masa pra moderen atau periode pertengahan untuk melihat sejauh mana pemikiran-pemikiran pembaharuan pada masa ini berpengaruh pada pemikiran pembaharuan pada masa moderen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar